Jumat, 02 November 2012

                                                SURAT UNTUKMU IBU
Saat semburat fajar di ufuk timur terangi dinding mayah  pada,kokok ayunpun bangunkan insan-insan yang lagi terdekab dalam kamar peraduan setelah semalam  sentuk lepas lelah dari bekerja sehari penuh. Ibuku bangun dengan pakaian kumalnya sambil mengintipku dijaring kelambu kecil tempatku  diayun. Dengan mata layu ia tatap aku dengan kasih sayang, tatapan pengharapan , bangga bercampur  cinta dan kasih seolah harapkan sesuatu dariku  kelak aku dewasa. Jari telunjuk coba sentuh hidungku inginkan aku  tersenyum sambil tatap wajahnya, tapi aku nangis dengan keras karena punggungku basah terendam air seniku. Enggan cekatan jari-jari tangannya  genggam tubuhku kecilku, pindahkan  aku pada tempat kering agar aku  tak nangis lagi . sambil ia menatapku, popok yang basah  ia cepat ganti dengan popok yang kering  lalu krembali tidurkan aku dalam ayunan.
Pagi itu ibuku letih karena semalam ia jaga aku yang tiap sejam terbangun dari tiudur dan sesekali menangis. Tanpa  berfikir panjang  setiap tangisku membela malam, ibuku bergegas sodorkan susu yang, ia berikan dengan ikhlas  dipegangnya susu itu  dan didekatkan dimulutku  akupun sambut denga lahap. Sambilku menghisap putting susunya ia menyanyi kecil untukku  walau tak tahu titi nada  lagu. Kasih sayang yang ia tumpahkan, bibirnya sesekali  jangkau dahiku untuk dikecupnya, tangannya membelai rambutku  dan pugunggku  sementara bibirku dengan keras isap putting susunya hingga akhirnya  tumpang ruah tergenang dipipihku. Saat kenyang akupun tertidur, ibukupun punya kesempatan buat makanan untuk kakak-kakakku serta ayahku. Betapa letihnya ia, tiap hari dan malam  ia berputar-putar mengurusi kami semua sehingga ia sendiri tak tahu bahwa waktu telah berjalan  lama.
Kala aku remaja, usianyapun semakin tua, wajahnya dulu yang montok  kini jadi keriput, tanganya dulu yang kuat  saat ini lemah , kakainya yang dulu tegar  dan tegak berdiri, kini mulai gemetar dan melengkung. Kondisi tubuhnya kian melemah, jika ia bangkit dari duduk pinggangnya sakit, saat ia berjalan kaki gemetar dan sesekali batuk dan sesak napas. Sementara itu ubanpun kian bertambah , penglihatannya pun tidak seterang dulu, makan dan minum mulai terbatas, bahkan kadang-kadang ia menyuruhku  membuat bubur untuknya  karena tak sanggup  lagi menggigit  makanan yang agak keras.
Ibu  ,  kini engkau  telah usia lanjut semantara aku mulai beranjak dewasa. Dalam usia ini engkau rela terguyur hujan, terpanggang sinar matahari  cari nafkah dan kebutuhan  buat anak-anakmu. Pagi engkau keluar,  jelang sore engkau pulang . Buah tangan tak pernah engkau lupa buat diriku  walau perjalananmu dibelakang rumah. Betapa mulia hatimu, luas kasih sayangmu , tinggi harapanmu  ibu , walau sakit kadang datang mendera  engkau tetap berkata;, aku sehat, dan aku masih bias berjalan. Perjuanganmu amat kuat  pertahankan hidup anak-anakmu, tak kenal  lelah, tak pernah menggerutu, dan tak pernah putus asah.
IBU …………
IBU……….
Kini aku sudah dewasa seharusnya ku bersamamu ibu bantu kerja mencari nafkah, namun ibu tak mau karena takut jangan sampai sakit serang diriku. perjalanan waktu  tak mampu dihindari  kini aku jauh darinya hidup berkaelana dirantau orang guna mengejar impian hidup, agar kelak nanti aku bisa menjadi kebanggaan keluargaku. Ibu sekarang aku baru menyadari betapa berartinya dirimu untukku . dulu sewaktu engkau masih disampingku aku begitu manja, jarang membantu mencari nafkah untuk biaya hidupku dan sekolahku memasakpun aku sering menolak. Tapi karena rasa sayangmu padaku , engkau tak menghiraukan. Engkau tetap memberikan yang terbaik untukku. Enkau selalu mengertiku dan mendampingiku disaat aku senang maupan sedih.
IBU……
Sekarang aku menyesal tidak memanfaatkan waktu bersamamu untuk berbakti padamu , membantumu bekerja di rumah. Ibu disini dirantau orang baru aku menyadarinya bagaimana kita hidup tanpa ada orang terdekat. Sekarang aku sangat merindukanmu tapi aku tak bias pulang menemuimu karena tugasku sebagai pelajar disini belum aku laksanakan.
iBu …….
Meskipun aku tak berada disisimu skarang, tapi doaku selalu ada untukmu……..
Ibu, aku selalu merindukanmu, rindu kehangatan pelukanmu, kasih sayangmu, cinta kasihmu yang begitu  ikhlas kepadaku.
Ibu. I love you every time…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar