Jumat, 02 November 2012

BenCi

Jika kebencian telah berubah menjadi dendam yang menuntut balas, maka luka itu akan semakin dalam dan tidak akan terselesaikan sebelum dendam itu terbalaskan. Namun ketika dendam telah terbalaskan, benarkah luka itu akan hilang ? pengalaman mengatakan tidak, justru kebencian dan permusuhan akan semakin meningkat. Semakin kita pendam kebencian itu, semakin tidak nyaman diri kita. Bukan orang tersebut yang akan merasakan dampaknya, malainkan diri kita sendiri. Banyak psikologi yang mengatakan bahwa memaafkan oarang lain dengan tulus ikhlas akan mampu meringankan beban yang menngelayuti hidup. Hidup akan menjadi ringan, lebih bahagia dan lebih ikhlas menerimanya. Tidak ada lagi rasa dendam ataupun sakit hati.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa orang yang hobby membenci/pendendam memiliki kecenderungan peningkatan kekentalan darah, ketegangan otot, dan tekanan darah yang tidak stabil, sama persis seperti orang yang sedang stres. Dampaknya sangat luar biasa, mengganggu sistem kerja tubuh. Sementara kondisi pada diri orang yang mudah memaafkan adalah sebaliknya, yaitu tekanan darah yang stabil dan kinerja tubuh yang optimal. Jadi, sangat terbukti bukan bahwa memaafkan itu terapai yang sangat baik untuk kesehatan diri kita sendiri. Dengan memaafkan, hati akan menjadi tenang, beban hidup berkurang, dan kehidupan akan jauh lebih baik. Bila dendam dan kebencian hilang, maka bisa dibayangkan betapa sehat dan nyaman hidup ini. Orang yang memelihara kebencian sama saja dengan memelihara penyakit.
Sakit hati memang boleh dan wajar, itu sangat manusiawi maksudnya bukan boleh tapi memang bisa kita rasakan dan hal yang umum kita alami dalam kehidupan manusia.Tapi harus tetap diupayakan untuk bisa dikendalikan.Mungkin kita juga harus bisa bersyukur serta memasrahkan semuanya kepada yang diatas.Bahwa apapun yang kita alami sebagai ujian dari-NYA dan menuju sesuatu yang terbaik atas Ridho-NYA.
Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu berkata, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, dan jangan kalian membeli suatu barang yang (akan) dibeli orang. Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling menzhalimi, berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. Taqwa itu ada disini (beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Haram bagi seorang muslim dari muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya” (HR. Muslim).
Dari hadis diatas bahwa betapa Allah dan Rasulullah memerintahkan kepada kita untuk saling mencintai dan menyayangi sesama saudara kita. So, teman-teman jangan pernah mersa rugi jika kita mencintai saudara kita karena Allah. Benci boleh saja dalam hidup kita karena rasa benci itu hal yang lumrah. Tapi ingat ketika kita membenci something or somebody, bencilah karena Allah, jangan membenci atau mencintai karena nafsu kita. Soalnya, that is can make your self confused.
    Belajar untuk selalu memaafkan orang lain itu perlu. Karena siapa yang merasa belum pernah melakukan kesalahan sejak lahir sampai sekarang. Pastinya tidak ada kan ? kita, pasti pernah melakukan kesalahan, kekhilafan dan semisalnya. Karena memaafkan adalah perbuatan yang paling indah yang dapat dilakukan manusia di muka bumi. Di dalam alquran sudah tertera perintah untuk saling memaafkan.“jadilah engkau pribadi yang pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang bodoh.” [QS. Al-Araf:199]. Saat kita memaafkan orang lain, sebenarnya kita tidak melakukannya untuk orang lain, but melainkan untuk diri kita sendiri. Banyak yang berpikir, saat kita memaafkan orang lain sama halnya kita kalah terhadap orang yang telah menzalimi diri kita. Padahal teman, disitulah letak kemenangan kita karena kita telah berhasil mengalahkan ego yang jika disimpan akan mengganggu kesehatan jasmani dan rohani.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman di hari kiamat, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dengan naungan-Ku di saat tak ada naungan lain kecuali naungan-Ku”. (HR Muslim). Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW mengatakan, “Barangsiapa yang ingin mencicipi manisnya keimanan, hendaklah ia mencintai seseorang, yang tidak ia cintai kecuali karena Allah”. (HR Ahmad). Dan dalam haditsnya yang lain beliau bersabda, “Tidaklah seorang hamba Allah mencintai hamba Allah karena Allah, kecuali dia akan dimuliakan oleh Allah”.
Subhanallah sungguh indahnya jika kita saling mencintai karena Allah. Yang terpenting dalam hidup ini tempatkanlah cinta dimana seharusnya ia berada. Jangan menjadi budak hawa nafsu kita dengan mengatasnamakan cinta sesama lawan jenis. Jika demikian maka tanyakan kepada diri kita sendiri apakah kita telah mencintai seseorang karena Allah atau hanya karena nafsu? Atau jika benci demikian membakar, pernahkah kita tanyakan pada diri kita sendiri apakah kita telah membenci seseorang karena Allah atau hanya karena nafsu? Finally words, mari belajar dan belajar untuk bisa mengendalikan emosi dalam menghadapi kebencian, kekesalan, kemarahan yang selalu hinggap dan akan tetap hinggap dalam diri kita. Dan belajar untuk mencintai saudara kita karena Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar