Jumat, 02 November 2012

Isolasi Asam Miristat

BAB I
PENDAHULUAN
I.1  LATAR BELAKANG
    Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Kelimpahan dan keberaneka ragaman makhluk hidup yang tersedia alam membuat negara kita kaya akan bahan alam untuk dikelolah dan dimanfaatkan. Keberagaman ini terutama pada kelimpahan tumbuhan. Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki keberaneka ragaman tumbuhan memiliki banyak potensi dalam pengolahan bahan alam menjadi produk yang berdaya jual tinggi.
Pala sebagai salah satu tumbuhan yang banyak tumbuh hampir diseluruh wilayah indonesi, secara lokal dimanfaaatkan sebagai rempah-rempah memiliki daya jual yang lebih di mata dunia. Bukan sekedar keterpakaiannya sebagai rempah-rempah namun manfaat lain dari pengelolahan biji pala misalnya menjadi minyak pala dan pengelolahan biji pala menjadi komponen-komponen penyusunnya. Pala yang merupakan faktor terpilihnya indonesia sebagai negara jajahan oleh belanda, dalam pengelolahannya memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan manusia.
Pengelolahan biji pala menjadi komponen penyusunnya, atau dalam istilah kimia dikenal dengan isolasi senyawa, banyak bekembang belangan ini. Hasil analisis Collin dan Hilditch menunjukan bahwa bijih pala mengandung 73% gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-komponen asam lemak dengan presentase asam miristat sekitar 86% dari keseluruhan asam lemak. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa senyawa gliserida, dalam hal ini trimistin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam miristat.
Berkaitan dengan hal ini maka praktikum dengan tujuan mengisolasi asam iristat dalam biji pala diramu dalam praktikum kimia organik II dengan judul “Isolasi asam miristat dalam biji pala”
I.2  RUMUSAN MASALAH
    Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah Berapa banyak kandungan asam miristat dalam biji pala?
I.3  TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi asam miristat dalam biji pala.
I.4  MANFAAT
Hasil praktikum ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi mengenai isolasi senyawa dan sebagai rujukan dan pembanding pada praktikum selanjutnya.


BAB II
LANDASAN TEORI
III.1 Deskripsi  Tanaman Pala




Gambar 3.1 Biji pala (Myristica Fragan Haitt)
Pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera.
Klasifikasi ilmiah dari tanaman pala adalah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Magnoliidae
                         Ordo: Magnoliales
                             Famili: Myristicaceae
                                 Genus: Myristica
                                     Spesies: Myristica fragrans Houtt   (Anonim1, 2011)
Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain: 1) Myristica fragrans Houtt, 2) Myristica argentea Ware, 3) Myristica fattua Houtt, 4) Myristica specioga Ware, 5) Myristica Sucedona BL, 6) Myristica malabarica Lam. Jenis pala yang banyak diusahakan adalah terutama Myristica fragrans, sebab jenis pala ini mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya. Disusul jenis Myristica argentea dan Myristica fattua. Jenis Myristica specioga, Myristica sucedona, dan Myristica malabarica produksinya rendah sehingga nilai ekonomisnya pun rendah pula.
Komposisi biji pala secara umum adalah arilus : Minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, dan zat pati; Biji: Minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam oleanolat; Kulit buah: Minyak atsiri dan zat samak. Secara spesifik Biji pala mengandung 73 % gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-komponen asam lemak : asam laurat 1,5 %, asam miristat 76,6 %, asam palmitat 10,5 %, asam oleat 10,5 % dan asam linoleat 1,3 %. Proporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukan bahwa senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam mirista. Jika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan relatif terhadap asam miristat, maka proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kira-kira 77 % atau 55 % dari lemak total. Bomer dan Ebark berhasil mengisolasi 40% trimiristin dengan cara mentransasi biji pala.
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Manfaat lain dari biji pala adalah kristal daging buah pala.
Sifat khas dari biji pala adalah Menetralkan. Khasiatnya adalah Arilus : Stomakik, karminatif, dan stimulan; Biji: Karminatif, spasmolitik, dan antiemetik; Penelitian Sudjiman Djojosengodjo S. Bagian Farmakologi, FKH UGM., Telah melakukan penelitian efek sedatif infus biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian secara oral menghasilkan simpulan berikut. a. Infus biji Pala 10% efek sedatif lebih tinggi daripada infus biji Pala 5%. b. Efek infus biji Pala 10% lebih kurang 1/10 efek klorpromazina 0,05%. Sukapti, Harjoso Hardjopranoto, Rahardjo, dkk., 1978. Universitas Airlangga. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak Pala terhadap efek relaksasi otot polos usus halus kelinci terpisah. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Pala mempunyai efek relaksasi terhadap otot polos usus halus. Umi Sapta Rini dan Nurfina Aznam, 1980. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: dr. R.H. Yodono dan Drs. Sarjoko, Apt. Telah melakukan penelitian efek sedatif seduhan biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah diberi seduhan biji Pala pada konsentrasi 60% dan 80%.

III.2  Asam Miristat
Trimiristin adalah suatu gliserida atau lebih tepat trigliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Rumus molekulnya adalah :



Gambar 3.2 Rumus Molekul trimiristin
Nama lain dari asam miristat adalah asam tetra tetradekanoar wujudnya berupa kristaL berwarna putih agak berminyak. Rumus molekulnya adalah CH3(CH2)12COOH. Titik leleh 54,4 oC dan titik didih 326,2 oC. Sangat larut dalam alkohol dan eter. Asam miristat pertama kali di isolasi oleh Playfair pada tahun 1841 dan sekaligus menemukan bahwa asam miristat merupakan komponen utama biji pala ditemukan pula bahwa asam miristat terdapat dalam semua spesies myritica tetapi dalam jumlah yang tidak begitu besar dibandingkan dengan pala. Meskipun asam miristat larut dalam alkohol dan eter, ia tidak larut dalam air. Sifat ini digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dari hasil hidrolisa trimiristin.
Asam miristat atau asam tetradekanoat merupakan asam lemak jenuh yang tersusun dari 14 atom C. Asam ini pertama-tama diekstrak dari tanaman pala (Myristica fragrans). Meskipun demikian, aroma khas pala tidak berasal dari asam ini melainkan dari minyak atsiri yang juga dapat dijumpai pada buah tanaman ini (Anonim2, 2010). Kegunaan asam miristat adalah untuk sabun, kosmetik, farfum, dan ester sintesis untuk flafor dan aditif pada makanan (Fauziah,2006). Ekstrak biji pala sangat bermanfaat dalam upaya pengelolaan Diebetes Militus Tipe 2 (DMT2) karena aktivasinya sebagai antihiperglikemik dan antidislipidemik serta dapat menurunkan risiko komplikasi penyakit DM yang dipicu oleh inflamasi, disfungsi endotel dan aterosklerosis melalui aktivitasnya sebagai antioksidan dan antiinflimasi (Shaleh, 2009).
Pala (Myristica fragrans ) adalah 75% trimiristin, yang trigliserida asam miristat. Selain pala, asam miristat juga ditemukan di kernel kelapa sawit, minyak kelapa, lemak mentega dan merupakan komponen kecil dari banyak lemak hewan lainnya. Hal ini juga ditemukan di spermacetin, kristalisasi fraksi minyak dari sperma ikan paus. Asam miristat juga sering ditambahkan co-translationally ke kedua dari belakang, nitrogen-terminal, glisin dalam reseptor-terkait kinase untuk menganugerahkan lokalisasi enzim membran
III.3  Isolasi senyawa
Prosedur klasik untuk memproleh kandungan senyawa organik dari jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan mengekstraksi-sinambung serbuk bahan dengan alat soxlet dengan menggunakan sederetan pelarut secara berganti-ganti, mulai dengan eter, lalu eter minyak bumi, dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid). Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang lebih polar). Metode ini berguna bila kita bekerja dengan skala gram. Tetapi jarang sekali kita mencapai pemisahan kandungan dengan sempurna dan senyawa yang sama mungkin saja terdapat (dalam perbandingan yang berbeda) dalam beberapa fraksi (Harbone, 1987).
Lemak pala adalah campuran dari minyak atsiri yang diperoleh dari pemanasan. Panas biji pala (yang telah dihilangkan selaput dan kulit bijinya) dengan minyak lemak. Dengan demikian minyak tersebut bagaikan lemak tidak homogen, lemak pala berwarna kuning kemerah-merahan atau kuning berwarna coklat dengan bercak-bercak putih, bau dan rasanya tidak berbeda dengan bau dan rasa buah pala. Lemak pala mengandung zat-zat sebagai berikut :
    Gliserida trimiristin (sekitar 75%) tultolent
    Gliserida asam seventrict, asam asetat
    Miristin (sekitar 8,5%) meskipun zat yang tersebarkan
    Minyak atsiri (sekitar 6-12,5%) terkandung pigmen kafein, dipentin, tripineol.
Dengan kandungan zat-zat tersebut lemak pala digunakan untuk stimulansia luar ataupun sebagai obat gosok (Mulyadi, 1990)
Prosedur dan tehnik pemisahan asam miristat dari biji pala pada dasarnya adalah ekstraksi trimiristin dari biji pala menggunakan pelarut yang sesuai untuk mendapatkan trimiristin sebanyak-banyaknya. Karena trimiristin ini terdapat dalam biji pala dengan kadar tinggi, maka hasil ekstraksi yang murni dapat dicapai dengan cara ekstrasi sederhana dan kristalisasi. Setelah didapatkan kristal trimiristin yang murni tahap selanjutnya adalah menghidrolisa trimiristin dalam suasana basa sehingga dihasilkan asam miristat dan gliserol. Asam miristat kemudian dipisahkan dengan cara kristalisasi. Reaksi hidrolisa yang terjadi adalah sebagai berikut :



Gambar 3.3 Reaksi Hidrolisis Trimiristin menjadi asam miristat
Pengertian hidrolisis adalah penguraian senyawa oleh pengaruh air. Minyak atsiri sering mengandung senyawa ester. Ester oleh adanya air dan terutama pada suhu tinggi dapat bereaksi dengan menghasilkan asam karboksilat dan senyawa alkohol. Pada peristiwa hidrolisis ini ternyata hanya sebagian senyawa ester yang bereaksi dengan air, hingga bila keseimbangan tercapai maka terjadi suatu campuran yang terdiri atas ester yang tersisa, asam karboksilat dan senyawa alkohol yang dihasilkan. Pada penyulingan uap dan air, ternyata pengaruh hidrolisis sangat kecil bila dibandingkan dengan penyulingan air. Kerugian lain pada penyulingan air adalah karena kontak antara air dan minyak atsiri cukup lama hingga hidrolisis dapat terjadi dalam waktu yang lama. Bila hidrolisis terhadap ester terjadi, maka akan mempengaruhi kualitas minyak atsiri yang dihasilkan. Senyawa ester lazim memiliki bau harum yang khas (Sastrohamidjojo, 2004).


BAB III
METODELOGI PENELITIAN
III.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at 20 Mei 2011 di Laboratorium Pengembangan Unit Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo Kendari.
III.2  Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Pipet volume 25 mL , Karet penghisap, Gelas kimia 100, 500 mL, Pipet tetes, Botol semprot, alat shoklet, alat refluks, gelas ukur 100. Erlenmeyer, mortal, pemanas, corong burcher Batang pengaduk, Gelas ukur 10 mL
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu biji pala, benzena, eter, aseton, es batu, kertas saring, NaOH 6 M, HCl 6 M , alkohol 96%, aquades dan benang.

III.3  Prosedur Kerja


    di timbang
    ditambahkan 150 mL benzene
    disoxlet 2-3 jam

    ditambahkan 50 mL Aseton
    dimasukan ke dalam erlenmeyer
     didinginkan selama 1 jam pada suhu kamar
    Didinginkan 30 menit dengan es


    ditimbang 1 mg
    ditambahkan NaOH 6 M dan 20 mL etanol
    direfluks 1 jam

    dimasukan ke dalam 150 mL air
    ditambahkan 20 mL HCl
    disaring dan dihitung rendemennya

         

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1  HASIL
Berat mula-mula biji pala     = 10 gram
Berat trimiristin        = 6,3 gram
    Perhitungan Kadar
Berat asam miristat untuk tiap gram trimiristin = 0,8 gram
%  kadar trimiristin  =(berat trimiristin )/(berat sampel)  x 100%
=(6,3gram )/10gram  x 100%=63%
% asam miristat untuk tiap gram trimiristin = =(berat asam miristat )/(1 gram)  x 100%
=0,8/1gram  x 100%=80%
Sehingga kadar asam miristat dalam 10 gram sampel biji pala adalah 6,3 x 80% = 50,4%

    Sedangkan % rendemen asam miristat = (berat praktek asam mirirtat)/(berat teoritis asam miristat)  x 100%
Berat trimiristin yang direfluks = 1 gram
Berat asam miristat yang diperoleh = 0,8 gram
    Berat teoritis asam miristat



Mol trimiristin =  (massa trimiristin)/(Mr trimiristin)= (1 gram)/(722 gram/mol)=1,385 x〖10〗^(-3)
Massa asam miristat secara teori = mol trimiristin x 3 x Mr asam miristat
                    = 1,385 x〖10〗^(-3)  x 3 x 228=0,947 gram
    Jadi  % rendemen asam miristat = (berat praktek asam mirirtat)/(berat teoritis asam miristat)  x 100%
(0,8 gram)/(0,947 gram)  x 100% =84,44%

IV.2  PEMBAHASAN
Biji pala (Myristica fragrans Houtt) secara spesifik biji mengandung 73 % gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-komponen asam lemak : asam laurat 1,5 %, asam miristat 76,6 %, asam palmitat 10,5 %, asam oleat 10,5 % dan asam linoleat 1,3 %. Proporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukan bahwa senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam mirista. Jika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan relatif terhadap asam miristat, maka proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kira-kira 77 % atau 55 % dari lemak total. Bomer dan Ebark berhasil mengisolasi 40% trimiristin dengan cara mentransasi biji pala.
Prinsip percobaan ini yaitu didasarkan pada proses pengisolasian asam miristat dalam biji pala dengan menggunakan pelarut yang sesuai dan selanjutnya kristal yang dihasilkan dihidrolisis menghasilkan asam miristat dan gliserol serta dikristalisasi. Isolasi asam miristat diawali dengan ekstraksi trimiristin dari biji pala. 10 gram Biji pala (Myristica fragrans Houtt)  yang digunakan dihaluskan kemudian diekstraksi soxlet. Prinsip kerja dari ekstraksi soxlet ini adalah sampel melarut, pelarutannya berkurang karena terjadi penguapan dan uap tersebut jatuh kembali (proses berulang) hingga ekstrak berwarna sama dengan pelarut yang digunakan. Setelah serbuk pala dihaluskan diekstraksi dengan 150 mL benzena sebagai pengekstrak, dengan cara di soxlet selama 2-3 jam untuk mendapatkan minyak dari pala tersebut. Cara ini merupakan cara ekstraksi yagn efisien karena dengan alat ini pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Bahan padat membutuhkan pelarut yang lebih banyak agar seluruh kandungan senyawa yang akan diambil terektrak sempurna.  Benzena digunakan  sebagai pelarut karena trimiristin bersifat Non polar sehingga mudah larut dalam pelarut Non polar seperti benzena. Menurut ketaren, kelarutan minyak atau lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut non polar, sedangkan asam lemak Non polar larut dalam pelarut Non polar. Trimiristin minyak pala selain pada pelaru benzena, juga dapat larut dalam kloroform,etanol dan eter.
Setelah dieksatrak akan menghasilkan berupa minyak, kemudian ditambahkan aseton sambil tetap dipanaskan, ini dilakukan agar reaksi yang terbentuk itu lebih cepat. Penambahan aseton bertujuan untuk memisahkan benzena dan trimiristin yang dapat membentuk gugus ester atau ikatan ester yang membentuk Kristal trimiristat. Kemudian larutan didinginkan selama 1 jam karena proses penghabluran senyawa-senyawa ini untuk membentuk trimiristin berjalan lambat.kemudian setelah proses penghabluran selesai maka larutan didinginkan dengan es agar trimiristin membentuk kristal. Dari proses ini diperoleh kristal trimiristin setelah penyaringan seberat 6,3 gram atau kadarnya sebesar 63% dari biji pala. , sesuai dengan perkiraan Bomer dan Ebark bahwa proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kira-kira 77 % atau 55 % dari lemak total meski mereka berhasil mengisolasi 40% trimiristin dengan cara mentransasi biji pala.
Trimiristin adalah suatu gliserida, yakni ester yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Trimiristin atau disebut juga gliserol trimiristat, merupakan suatu polimer dengan rumus molekul



Gambar 4.1 struktur molekul trimiristin
Trimiristin mempunyai titik leleh 54,4oC yang sifat larutannya digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dan hasil hidrolisis trimiristin. Hidrolisis adalah penguraian senyawa oleh pengaruh air. Minyak yang mengandung senyawa ester pada suhu tinggi dapat bereaksi dengan menghasilkan asam karboksilat dan senyawa alcohol. 
Pada tahap hidrolisis, trimiristat yang dihasilkan dihidolisis agar Kristal trimiristat berada dalam keadaan basa karena reaksi akan berjalan irreversibel dan cepat pada suasana basa dengann NaOH 6 N sebagai katalis. Selain itu, Kristal harus berada dalam suasana basa agar menghasilkan asam miristat dan gliserol kemudian ditambahkan dengan NaOH dan etanol.






Gambar 4.2 Reaksi katalisis Trimiristin oleh basa
Fungsi penambahan etanol adalah untuk mencegah terjadinya penyabunan karena saat ditambahkan NaOH akan bereaksi dengan trimiristin membentuk sabun. Reaksi penyabunan merupakan suatu Hidrolisis alkali dari lemak menghasilkan gliserol dan garam dari asam lemak asam karboksilat yang disebur sabun. Selanjutnya direfluks selama 1 jam dengan tujuan agar terjadi penambahan energy aktivitas sehingga mekanisme pembentukan Kristal miristat dapat berjalan dengan adanya pemutusan ikatan ester pada trimiristin.
    Penambahan air dan HCl setelah proses refluks bertujuan untuk mendapatkan Kristal asam miristat yang berupa zat padat berwarna putih. Kemudian Kristal yang dihasilkan dicuci dengan air untuk mengetahui kemurnian Kristal apakah murni asam miristat atau terbentuknya sabun. Sesuai dengan mekanisme reaksi berikut:
       O                             H+                     OH                         H2O
      CH3(CH2)12      C   +  CH3(CH2) OH          CH3(CH2)12    C    O(CH2)12CH3         
             OH                        H+                           O   
     CH3(CH2)12    C   O(CH2)12CH3               CH3CH2O    C    (CH2)12CH3   
             OH                        OH
   O         H+               OH                       OH
    CH3(CH2)12   C   OH        CH3(CH2)12   C   O(CH2)12CH3         CH3(CH2)12   C
                           OH                           O-OH
   O-H                  O      H+            O
    CH3(CH2)12    C+        CH3(CH2)12      C+              CH3(CH2)12    C    OH
                               Asam Miristat
           OH                  O¬¬-H
Gambar 4.3 Reaksi Hidrolisis Trimiristin menjadi asam miristat
Biasanya Trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam miristat. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis Collin dan Hilditch yang menunjukkan bahwa biji pala mengandung 73% gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-komponen asam lemak dengan persentase asam miristat sekitar 86,6% dari keseluruhan asam lemak. Setelah pencucian diperoleh Kristal asam miristat murni, yang kemudian dikeringkan dengan kadar 80% per gram trimiristin atau 50,4% dari berat  biji pala. Hasil ini lebih sedikit dari hasil yang informasi yang diberikan oleh Ipteknet yaitu kadar  asam miristat 76,6 % dari biji pala. Sedangkan berdasarkan perhitungan rendemen asam miristat diperoleh 84,44%, lebih sedikit dari berat kristal secara teori. Namun hal ini menunjukan bahwa trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam miristat. 

BAB V
PENUTUP
V.1  KEIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum adalahisolasi asam miristat diawali dengan akstraksin trimiristin dari biji pala dengan menggunakan benzena, yang menghasilkan  Kristal asam miristat sebesar 80% untuk tiap gram trimiristin atau 50,4% dari biji pala.

V.2  SARAN
    Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya untuk menghitung kadar trimiristin ataupun asam miristat, kedua kristal ini dikeringkan hingga molekul airnya tidak memiliki pengaruh yang besar pada perhitungan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2011. Informasi Biji Pala. http://www.plantamor.com.

Anonim2, 2010. Asam Miristat.http://www.wikipedia.co.id.

Anonim3. 2011. Tanaman Obat Indonesia. http://www.IPTEKnet

Desnelli dan Zainal Fanani. 2009. Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Stearat Dan Oleat Dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit, Serta Tanpa Medium. Jurnal Penelitian Sains. 12 (1C):12107-1 – 12107-6. Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.

Fauziah,Innah. 2006. Isolasi Asam Miristat Dari Biji Pala. http://www.asiamaya.com.

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press. Jakarta.
   
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2004. Kimia Minyak Atsiri. UGM. Yogyakarta.

Shaleh, Malikkul. 2009. Ekstrak Biji Pala Berpotensi Jadi Obat Diabetes Mellitus Tipe 2. Unpad.ac.id.

Tim budidaya pertanian. 2000. Pala. http://www.ristek.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar